Blogger news

Mengenal Asrama Ma’had Al-Jami'ah UIN Antasari Banjarmasin


            

Pesantren kampus atau yang lebih dikenal dengan sebutan ma’had al-jami’ah, merupakan disorientasi dan keniscayaan reorientasi pengembangan model pesantren dalam kehidupan mahasiswa. Akselerasi perubahan serta dinamika kehidupan bersosial di era revolusi terjadi secara luar biasa dengan perubahan-perubahan yang auto signifikan di bidang teknologi (St. Jumaeda, 2017:1). Pada dasarnya hal ini berakibat pada perubahan tata nilai keagamaan dan sosial. Dalam rangka menghasilkan kader umat yang diharapkan berperan aktif bagi masyarakat, yaitu salah satu caranya adalah dengan mendirikan ma’had al-jami’ah sebagai tindak lanjut dari sistem pemondokan tingkat aliyah ataupun pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), tentunya ini dalam rangka memenuhi tuntutan lokal dan global dalam bidang pengembangan ilmu agama dan keilmuan lainnya. Sekaligus untuk mewujudkan cita-cita agama dan negara sebagai pusat pengembangan ilmu dan wadah penanaman serta pemantapan kepribadian mahasiswa (St. Jumaeda, 2017: 2).

Ma’had al-jami’ah menggunakan sistem asrama yang santri-santrinya menempuh pendidikan melalui sistem pengajian yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang murabbi atau kyai yang juga dibantu oleh para ustadz-ustadzah atau musyrif dan musyrifah. Di dalam ma’had al-jami’ah terdapat pemberian kurikulum materi pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan materi pesantren yang mana juga dilakukan adaptasi dengan ilmu-ilmu modern yang sangat diperlukan mahasiswa sebagai bekal menghadapi tantangan di era ini. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwasanya ma’had al-jami’ah adalah unit pelaksana teknis yang komplit, yaitu mempunyai dua fungsi dasar: sebagai lembaga dakwah sekaligus sebagai lembaga akademik.

Secara historis, ma’had al-jami’ah merupakan pelembagaan tradisi ke dalam kampus Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Karena itu, ma’had al-jami’ah harus merefleksikan nilai-nilai kepesantrenan, mentransformasikan keilmuan dan pengalaman tradisi keislaman, dan menjadi model pendidikan islam khas Indonesia karena muncul dan berkembang dari pengamalan sosiologi masyarakat serta lingkungannya (Hastuti Hardiani Putri, 2020: 2). Ilmu-ilmu yang diajarkan di ma’had al-jami’ah bersumber dari khazanah intelektual klasik, yang mana hal ini mendorong kepada sikap yang berpegang teguh kepada tradisi-tradisi islam yang melimpah ruah. Pembelajaran Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Ilmu Al-Qur,an, Fiqih Ibadah, serta pengembangan wawasan dan keterampilan lainnya sebagai penunjang dan pembentuk kepribadian terus diajarkan untuk mengasah bakat dan keahlian mahasiswa baik di bidang masing-masing maupun untuk penyesuaian terhadap masyarakat.

Ma’had al-jami’ah tidak hanya difungsikan sebagai tempat tinggal sementara bagi para mahasiswa, melainkan juga sebagai tempat untuk para mahasiswa membentuk karakter yang baik mengingat dulunya sebelum masuk ke perguruan tinggi Islam mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan pastinya dengan sistem belajar dan karakter individu yang berbeda-beda pula. Adapun nilai-nilai pembinaan karakter yang diterapkan dalam ma’had al-jami’ah dengan dibarengi realisasi keagamaan dalam membentuk karakter unggul bagi para mahasiswa, meliputi: nilai akidah, nilai syari’ah, nilai mu’amalah, dan nilai akhlak. Dari realisasi keagamaan ini membentuk mahasiswa yang menghasilkan pembinaan karakter yang mencakup beberapa nilai, yaitu: nilai religius, jujur, kreatif, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan dan sosial, serta bertanggung jawab (Nurulqaimah, 2017: 5).  Dalam artian ma’had al-jamiah turut serta untuk membantu mahasiswa untuk mendapatkan pembinaan karakter diharapkan karakter ini dapat terus terbina dan menjadi kebiasaan untuk mahasiswa-mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi Islam. Dengan nilai-nilai yang terealisasi di kampus perguruan tinggi Islam tersebut, tentunya hal ini akan melahirkan mahasiswa yang cerdas, bermartabat, dan beretika, serta menciptakan mahasiswa yang memiliki kesiapan mental untuk menghadapi pesatnya teknologi di era yang berkemajuan ini, khususnya dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0.

Profil Ma’had Al-Jami’ah UIN Antasari Banjarmasin

Ma’had al-jami’ah UIN Antasari merupakan pengembangan dari program “Asrama Study” yang telah berjalan  sejak tahun 2006. Ma’had al-jami’ah merupakan sebuah unit pelaksana teknis yang dimaksudkan untuk menunjang program universitas dalam rangka pembentukan mahasiswa yang berkepribadian islami dan ilmiah. Unit ini merupakan unit yang terintegrasi ke dalam struktur dan tata kelola UIN Antasari yang bertugas memberikan layanan hunian bagi mahasiswa dalam upaya mendorong serta menumbuhkembangkan iklim berprestasi, berilmu, dan bertakwa, serta berjiwa kebersamaan yang tinggi. Secara operasional, ma’had al-jami’ah adalah salah satu dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) UIN Antasari Banjarmasin sebagai lembaga pendidikan pesantren inilah, ma’had al-jami’ah berupaya merealisasikan visi dan misi UIN Antasari yang unggul dan berakhlak.

Pada tahun akademik 2018/2019, Universitas Islam Negeri Antasari dalam kebijakannya mewajibkan semua mahasiswa baru untuk mengikuti program ma’had al-jami’ah. Kebijakan tersebut di satu sisi merupakan kebijakan yang tepat mengingat potensi asrama sebagai wadah yang strategis sebagai penanaman karakter yang baik dalam kerangka habluminallah dan habluminannas tersebut, sehingga diharapkan mampu ikut berperan maksimal mewujudkan visi dan misi universitas, yaitu unggul dan berakhlak. Diharapkan pada akhirnya mahasiswa mampu berpartisipasi aktif dalam melahirkan warga negara yang berkualitas. Akan tetapi di sisi lain, kebijakan tersebut juga merupakan sebuah tantangan mengingat kapasitas asrama yang masih belum memadai untuk menampung seluruh mahasiswa dan mahasiswi baru. Oleh karena itu, sistem pemondokan dibagi ke dalam lima tahap yang masing-masing dilaksanakan selama dua bulan. UIN Antasari Banjarmasin memiliki empat asrama, yakni Asrama I, Asrama II, Asrama III, Asrama IV. Empat buah asrama ini menjadi tempat pembinaan 650 mahasiswa UIN yang mendapat bimbingan dari para ustadz-ustadzah, dewan musyrif dan musyrifah, dan murabbi-murabbiah (Muhammad Taupik, 2017: 6).

Visi dan Misi Ma’had al-Jami’ah UIN Antasari

Visi

“Pusat Pembinaan Integrasi Ilmu dan Amal”

Misi

Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu dasar keislaman sebagai pandangan hidup dan praktik ibadah keseharian.

Menanamkan nilai-nilai islam washatiyyah yang terintegrasi dengan nilai-nilai kebangsaan dan budaya keislaman lokal.

Menumbuhkan motivasi untuk mencapai cita-cita melalui pendidikan di UIN Antasari.

Fungsi dan Tujuan Pendirian

Ma’had Al-Jami’ah UIN Antasari Banjarmasin adalah pondok pesantren mahasiswa yang berupaya merealisasikan visi dan misi UIN Antasari, khususnya dalam mencetak “Intelek yang Ulama” dan “Ulama yang Intelek” yang mempunyai kedalaman ilmu, moral dan juga spritual, sehingga dapat dan mampu menjawab tantangan zaman. Fungsi pendirian ma’had al-jami’ah ini adalah sebagai sarana tempat tinggal sekaligus wahana pembinaan mahasantri dan mahasantriwati UIN Antasari Banjarmasin dalam bidang pengembangan, peningkatan, dan pelestarian semangat keberagaman dan keilmuan. Selain itu, pendirian Ma’had al-Jami’ah UIN Antasari ini bertujuan untuk mengkondisikan terbentuknya tradisi akademik dalam pengembangan ilmu keagamaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), bahasa, dan juga seni. Program kegiatan ini dilaksanakan sebagai penunjang program akademik yang ada di UIN Antasari dan diharapkan dapat menghasilkan sarjana Islam yang memenuhi tuntutan masyarakat.

Lebih baru Terlama

Posting Komentar