Sebagai seorang muslim, meminta pertolongan kepada Allah swt.
memanglah sangat penting sekali bagi kita, baik sebelum ataupun sesudah
mengerjakan sesuatu. Seperti seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu hendaknya
ia selalu meminta ampun pada Allah dan menumbuhkan sikap merendahkan diri
kepada-Nya seraya berdoa, karena Allah mengabulkan permintaan yang
dipanjatkannya dan tidak akan mengecewakan orang yang berharap pada-Nya. Maka,
selama dia lakukan begitu terus-menerus insya Allah segala yang dikerjakannya
mendapat rahmat serta berkah dalam hidupnya. Di pembahasan kali inilah
bagaimana tata cara, adab-adabnya serta keutamaannya dalam berdoa kepada Allah
swt.
“Doa adalah senjata orang mukmin”, pasti ada yang pernah mendengar
satu kalimat tersebut di antara kalian. Begitulah doa, senjata yang paling ampuh
bagi umat Islam. Doa merupakan inti sari dari segala ibadah yang
mengandung arti: mengakui atas kelemahan diri kita dan meyakinkan atas kekuatan
serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Muhammad saw. pernah mengatakan bahwa
doa adalah otak ibadah (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi),
doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama yang nur (cahaya) di langit
dan bumi.
Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata: “Jika engkau sedang berusaha
meluluhkan hati seseorang, maka luluhkanlah ia lewat do'a.” Dalam artian, jika
segala hajat yang kita inginkan terkabulkan, maka lewat berdoalah bisa tercapai.
Sebab, doa adalah penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya. Sebagaimana firman
Allah swt. dalam Q.S. Al-Mukmin ayat 60:
اُدْعُوْنِيْ
اَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku,
niscaya Kuperkenankan doa kamu.”
Dan dalam surah Al-Baqarah ayat 186:
أُجِيْبُ
دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Aku perkenankan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa
kepada-Ku.”
Dengan berdoalah sebagai bahasa cinta
yang paling tepat bagi hamba-Nya pada sang Pemilik segala isi hati manusia. Selain
itu, mengemukakan permohonan dan berdoa kepada Allah ta’ala hendaknya
disertai dengan adab dan sopan santun, di antaranya:
1. Bertaubat kepada Allah ta’ala atas segala dosa yang diperbuatnya
dulu, serta berusaha sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi.
2. Melaksanakan segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya, serta memperbanyak amalan sunnah dari
berbagai macam ibadah yang telah ia ketahui.
3. Semata-mata ikhlas hanya kepada Allah swt. sebagaimana dalam
firman-Nya:
فَادۡعُوۡهُ
مُخۡلِصِيۡنَ لَهُ الدِّيۡنَ
“Maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama
kepada-Nya.” (Q.S. Ghafir: 65)
4. Makan, minum, dan memakai pakaian yang halal, juga mendapatkan rezeki dari
harta yang halal lagi baik, sebab Allah sebaik-baik Maha Baik lagi Maha Pemberi
Rezeki. Dia tidak akan menerima seseorang kecuali mengerjakan yang baik
sebagaimana dalam firman-Nya:
اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya
Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah: 27)
5. Berdoa pada saat keadaan yang mulia, seperti: waktu sahur, saat
turun hujan, ketika berpuasa. Dan baik sekali bila didahului dengan salat, sebab ada hadis
yang diriwayatkan oleh Abi Darda ra., Rasulullah saw. bersabda: “Barang
siapa berwudhu dengan baik kemudian salat dua rakaat, setelah itu berdoa, maka
Tuhan akan memperhatikan permintaannya, dan diberi-Nya dengan segera atau diberi-Nya
dengan terlambat.”
6. Juga berdoa pada saat yang baik dan tepat, misal rentang waktu
antara azan dan iqamah, sepertiga malam, hari Jum’at, bulan Ramadhan, 10 hari
pertama bulan Dzulhijah, hari Arafah, awal dan akhir tahun.
7. Menghadap kiblat seraya mengangkat tangan.
8. Khusyuk
dan tenang. Jika berdoa dengan tergesa-gesa, maka
akan kehilangan ketentraman, kenikamatan, dan kemakbulannya. Berdoalah dengan perlahan-lahan dan
mengerti apa yang diucapkan, niscaya Allah akan perkenankan doanya.
9. Merendahkan diri dengan suara rendah, mengharap sepenuh hati, dan
takut akan murka Allah swt. Dalam firman-Nya, artinya: “Berdoalah kapada Tuhanmu
dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. ”
(Q.S. Al-A’raf: 55)
10. Mengulangi beberapa kali tanpa berputus asa dan menghadirkan hati
hanya pada-Nya. Serta percayalah segala permohonan yang kita inginkan pasti diperkenankan.
11. Tidak berdoa untuk berbuat dosa dan tidak memohon keburukan diri sendiri
ataupun orang lain, memutus hubungan silaturahmi, dan yang diharamkan atau
dimakruhkan agama, misalnya: memohon kematian sebab ditimpa musibah atau azab
dengan segera di dunia. Juga tidak
berdoa seraya berkata: “Aku telah berdoa, tetapi tidak diperkenankan Tuhan.”
*Penting! Adapun susunan dalam tata cara berdoa, yakni:
1. Mendahului doa dengan memuji-muji Allah juga memanjatkan pujian (tahmid) dan salam pada baginda Nabi Muhammad saw. (shalawat)
di antara kedua tangannya pada awal dan akhir
doa. Juga berdoa sembari menyebut asma-asma Allah (asmaul husna) serta
sifat-sifat-Nya Yang Maha Agung. Dalam firman-Nya:
وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ
بِهَا
“Dan Allah
memiliki Asma'ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebutnya Asma'ul husna itu.” (Q.S. Al-‘Araf: 180)
2. Sembari berdoa meminta ampun segala dosa yang telah diperbuat (seperti doa Nabi Adam as.), kemudian berharap dan meminta pada Allah ta’ala apa yang ia hendaki yang bersumber dari:
a. Ayat-ayat Al-Qur’an, misal: doa selamat dunia dan akhirat (sapu jagat), doa Nabi Ibrahim as.
b. Doa yang diamalkan Rasulullah saw. dan para sahabatnya, seperti doa dalam hadis di bawah ini:
وَ
شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ قَالَ: قُلْتُ لِأُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها، يَا أُمَّ
الْمُؤْمِنِيْنَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم،
إِذَا كَانَ عِنْدِكِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ: يَا مُقَلِّبَ
الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ (رواه الترمذي و قال: حديث حسن)
Dari Syahr bin Hausyab telah berkata: “Saya pernah bertanya kepada Ummu Salamah ra.: “Wahai Ummul Mukminin, doa apakah yang sering dibaca Rasulullah saw. manakala beliau berada di tempatmu?”, Ummul Mukminin menjawab, “Doa yang paling sering dibaca beliau adalah, “Wahai Zat yang membolak-balik hati, tetapkanlah hatiku untuk memeluk agama-Mu.” (HR. Tirmdizi, ia berkata: ini hadis hasan)
c. Doa dari para ulama dengan susunan kata yang lembut dan fasih bacaannya, baik yang didapat dari mimpi mereka ataupun yang diambil dari Asmaul Husna, atau yang lainnya.
3. Terakhir, ditutup dengan tahmid dan shalawat atas baginda Nabi
saw., lalu mengusap kedua tangan ke wajah.
Adapun manfaat yang didapatkan dalam berdoa
sebagaimana anjuran Rasulullah saw., antara lain: Allah ta’ala mencintai orang
yang berdoa dan menjadikannya dekat dengan-Nya; mendapatkan rahmat, ridha, dan
petunjuk dari-Nya; mendapatkan ampunan Allah swt.; mendapatkan keluasan rezeki;
mendatangkan kebaikan serta menolak dari tertimpa musibah; serta memudahkan
suatu kesulitan.
Dengan berdoa, kita memanjatkan permohonan dan harapan hanya kepada
Allah semata. Selain itu, berdoa juga harus dilakukan dengan memahami apa yang
diucapkan dan diiringi dengan kekhusyukan serta keikhlasan diri seseorang.
Wallahu ‘alam bish shawab
Referensi:
Hamzah, M. Qusairi. 2005. Risalah ‘Amaliyah. Martapura:
Inayah.
Sabran, Dja’far. 1973. Risalah Doa. Surabaya.
Dahlan, Agus Abdu`rahim. 2015. Majmu’ Syarif Kamil. Bandung:
Jamanatul ‘Ali-Art.
As’ad, Aliy. 2007. Terjemah Ta’limul Muta’allim: Bimbingan Bagi
Penuntut Ilmu Pengetahuan. Kudus: Menara Kudus.
_____. Min Jawami’i Ad-Dhu’a fi Al-Hajj wa Al-‘Umrah wa
ghairihima.
Imam Nawawi (An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya Syaraf).
2013. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani.
Posting Komentar
Posting Komentar