Blogger news

Imam Terlalu Cepat, Bagaimana Fatihah Makmum? Begini Jawaban Syekh Nawawi Banten

 Imam Terlalu Cepat, Bagaimana Fatihah Makmum? 

Oleh: Musyrif Muhammad Ishaac


Perlu kita ketahui bahwa mengikuti gerakan imam adalah wajib. Namun, seringkali kita temui saat salat tarawih umumnya imam terlalu cepat sehingga tidak sempat menyempurnakan bacaan Fatihah. Padahal, kita sebagai masyarakat yang notabenenya bermadzhab Syafi'i diwajibkan bagi kita untuk membaca Fatihah sempurna sebagaimana diwajibkan mengikuti gerakan imam. Lantas bagaimana solusi dari persoalan di atas dalam pandangan madzhab Syafi'i?

Pertama, ketahui dulu status kita sebagai makmum apa disitu, apakah makmum muwafiq ataukah makmum masbuk. Jikalau makmum masbuk, maka tidak mengapa tidak sempurna membaca Fatihah nya demi mengejar rakaat imam.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani:

وإن لم يدرك مع الإمام زمنا يسع الفاتحة فهو مسبوق يقرأ ما أمكنه من الفاتحة

وركع الإمام وجب عليه الركوع معه

"Dan jika makmum tidak menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah, maka ia dinamakan makmum masbuq. Ia wajib membaca Fatihah yang masih mungkin untuk dibaca, dan ketika imam ruku’ maka wajib baginya untuk ruku’ bersama dengan imam.”

Namun, jikalau mengikuti imam dari awal yang artinya posisi kita sebagai makmum muwafiq, maka dalam hal ini, kita diwajibkan membaca Fatihah hingga sempurna bacaan kita.

Imam Nawawi al-Bantani menjelaskan kembali,

فإن أدرك معه قبل الركوع زمنا يسع الفاتحة بالنسبة للوسط المعتدل فهو موافق فيجب عليه إتمام الفاتحة ويغتفر له التخلف بثلاثة أركان طويلة

"Jika makmum menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah dengan bacaan yang tengah-tengah, maka ia disebut makmum muwafiq, wajib baginya untuk menyempurnakan bacaan Fatihah dan dimaafkan baginya mundur dari imam tiga rukun yang panjang."

Contoh penerapannya adalah: ketika kita tarawih, setelah mengaamiini Fatihah imam, kita membaca Fatihah, sedang imam membaca Surah dengan cepat sehingga kita tertinggal, Fatihah baru sampai Iyyakana'budu dan imam sudah rukuk. Dalam hal ini, boleh bagi kita tertinggal rukuk imam untuk menyempurnakan Fatihah kita, dengan batas akhir sampai imam sujud kedua.

(Sumber: Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, Kitab Nihayah al-Zayyin, Halaman 124)

Wallahua'lam bish shawab...

Posting Komentar