Al-Qur’an, kitab suci umat Islam seluruh dunia. Ia merupakan sebuah
kitab yang telah diturunkan oleh Allah swt. (kalam Allah) kepada Nabi Muhammad
saw. melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur, sebagai
pendoman hidup umat manusia hingga akhir zaman, ditulis dalam mushaf yang
diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, diriwayatkan
secara mutawatir, dan membacanya ialah ibadah. Ia juga salah satu mukjizat
terbesar Rasulullah saw.
Al-Qur’an adalah salah satu kitab yang wajib kita imani dari empat
kitab yang telah ditetapkan dalam rukun Iman kita yang ke-3. Ia adalah kitab
yang paling sempurna, paling mempengaruhi seluruh umat manusia, paling
universal, dan tidak ada satu kitab pun yang bisa menandinginya baik segi
tulisannya, bahasanya, susunan kalimatnya, maupun makna-makna yang terkandung
di dalamnya. Bagitu dahsyatnya Al-Qur’an ini berada di
tangan kita tanpa disadari lebih awal nan dalam.
Saat ini, penulis ingin sekali mengutarakan
seputar ruang lingkup kitab suci umat Islam, yakni Al-Qur’an, dimana jika kita
kaji lebih kitab suci ini, banyak sekali yang dapat kita ambil pelajarannya, seperti
makna
kehidupan yang sebenarnya, bahkan dapat
mempengaruhi hidup Anda dalam sekejap.
Sebelum itu, salah satu doa yang dapat amalkan ketika hendak
membaca Al-Qur’an:
Doa
ketika hendak membaca Al-Qur’an
اللهُمَّ عَظِّمْ رَغْبَتِيْ فِي
الْقُرْآنِ وَ اجْعَلْهُ نُوْرًا لِبَصَرِيْ وَ شِفَاءً لِصَدْرِيْ وَ ذَهَابًا
لِهَمِّيْ وَ حُزْنِيْز اللهُمَّ زَيِّنْ بِهِ لِسَانِيْ وَ جَمِّلْ بِهِ وَجْهِيْ
وَقَوِّ بِهِ جَسَدِيْ وَ ثَقِّلْ بِهِ مِيْزَانِيْ وَ ارْزُقْنِيْ حَتَّى
تِلَاوَتِهِ, وَ قَوِّنِيْ عَلَى طَاعَتِكَ آنَآءَ اللَّيْلِ وَ أَطْرَافَ
النَّهَارِ وَ احْشُرْنِيْ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم وَ آلِهِ
الْأَخْيَارِ
(Risalah ‘Amaliah, lihat hal. 178)
Keutamaan Membaca dan Mempelajarinya
Ada beberapa keutamaan yang akan kita dapatkan dalam membaca dan
mempelajari Al-Qur’an, antara lain:
1.
Mendapatkan
pahala yang berlipat ganda, sebab merupakan perintah Allah swt., sesuai firman-Nya:
وَ
رَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلًا
“... dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
(Q.S. Al-Muddasir: 4)
Dalam hadis Nabi saw.:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا
أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لَامٌ حَرْفٌ وَ مِيْمٌ حَرْفٌ
(رواه الترمذي و قال: حديث حسن صحيح)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah
(Al-Qur’an) maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan dibalas
dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan: Alif laam mim itu satu huruf,
tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan
mim satu huruf.” (H.R.
Tirmidzi, ia berkata: ini hadis hasan shahih)
2.
Diampuni
dosanya dan tidak akan disiksa oleh Allah swt.
Dari
Abdullah bin Mas’ud r.a., Nabi saw. bersabda:
اِقْرَأُ الْقُرْآنَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يُعَذِّبُ
قَلْبًا وَعَى الْقُرْآنَ وَ إِنَّ هَاذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَمَنْ
دَخَلَ فِيْهِ فُهُوَ آمِنٌ وَ مَنْ أَحَبَّ الْقُرْآنَ فَلْيَبْشِرْ (رواه
الدرمي)
“Bacalah
Al-Qur’an karena Allah ta’ala tidak akan menyiksa hati yang berisi (hafal)
Al-Qur’an dan sesungguhnya Al-Qur’an itu hidangan dari Allah, barang siapa yang
masuk padanya (menyantap) maka ia akan aman dan barang siapa mencintai
Al-Qur’an, maka bergembiralah.” (H.R. Ad-Darimi)
3.
Mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah swt., sesuai firman-Nya:
الم (1) تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيْمِ (2) هُدًى
وَّ رَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِيْنَ (3)
“Alif Laam
Miim. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah, menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Luqman: 1-3)
4.
Mendapatkan
syafa’at (pertolongan) di hari kiamat,
Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ رضي الله عنه
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ اقْرَءُوْا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه
مسلم)
Dari Abu Umamah r.a. berkata, saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an! Karena sesungguhya
Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi
pembacanya (yang berpegang pada petunjuk-petunjuknya).” (H.R. Muslim)
Hadis lain juga menyebutkan keutamaan yang telah disebutkan di atas
sebagaimana berikut ini:
عَنِ النَّوَّاسَ بْنِ سَمْعَانَ رضي
الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ يُأْتَى
بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ بِهِ
فِي الدُنْيَا تَقْدُمُهُ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ وَ آلُ عِمْرَانَ تُحَاجَّانِ عَنْ
صَاحِبِهِمَا (رواه مسلم)
Dari An-Nawwas bin Sam’an r.a. berkata, saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Nanti pada hari kiamat akan didatangkan
Al-Qur’an dan ahlinya yang dulu mengamalkannya di dunia, didahului dengan surah
Al-Baqarah dan surah Ali Imran yang keduanya saling berbantah mengenai ahli
mereka amsing-masing (Al-Baqarah mengatakan bahwa orang ini adalah orang yang
mengamalkan surah Al-Baqarah, begitu pula dengan surah Ali Imran).” (H.R. Muslim)
5.
Mendapatkan nikmat (derajat) kenabian, hanya saja ia
tidak mendapatkan wahyu.
Dari Usman bin ‘Affan r.a., Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَقَدِ اسْتَدْرَجَ النُّبُوَّةَ
بَيْنَ جَيْبَيْهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يُوْحَى إِلَيْهِ (رواه الحاكم و البيهقي)
“Barang
siapa yang membaca Al-Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat
kenabian, hanya saja tidak diberikan wahyu kepadanya.” (H.R. Al-Hakim dan
Al-Baihaqi)
6.
Sebagai manusia terbaik di kalangan umatnya. Sesuai sabda
Rasulullah saw.:
عَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنه عَنِ
النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ (رواه البخاري)
Dari Utsman bin Affan r.a. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengamalkannya.”
(H.R. Bukhari)
7.
Dikumpulkan
bersama para malaikat di akhirat kelak. Dalam sabda Nabi saw.:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها
قَالَتْ: عَنِ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَ الَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَ يَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ
أَجْرَانِ (متفق عليه)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka nanti akan
berkumpul bersama-sama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang
kesulitan dan berat jika membaca Al-Qur’an, maka ia mendapatkan dua pahala.” (Muttafaqun ‘Alaih)
8.
Termasuk golongan yang
terbaik secara lahir dan batin di sisi Allah
swt. Sabda Nabi saw.:
عَنْ أَبِي مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ
رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم مَثَلُ الْمُؤْمِنِ
الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَ
طَعْمُهَا طَيِّبٌ, وَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيْحَ لَهَا وَ طَعْمُهَا حُلْوٌ وَ مَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيْحُهَا
طَيِّبٌ وَ طَعْمُهَا مُرٌّ, وَ مَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَ طَعْمُهَا مُرٌّ (متفق عليه)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah limau yang harum
baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca
Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau tetapi rasanya manis.
Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti bunga yang harum
baunya tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca
Al-Qur’an, seperti buah hadhalah yang tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (Muttafaqun ‘Alaih)
9.
Mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah swt. Dalam sabdanya saw.:
وَ عَنْ عُمَرِ ابْنِ الْخَطَّابِ
رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَدْ قَالَ: إِنَّ اللهَ
يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَ يَضَعُ بِهِ آِخَرِيْنَ (رواه مسلم)
Dari Umar bin Khattab r.a. bahwasanya Nabi saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Kitab
(Al-Qur’an) dan ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya.” (H.R. Muslim)
10.
Mendapat pemberian yang paling utama dari Allah swt.
Dari Abu Said al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, Allah swt.
berfirman dalam hadis qudsi:
مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَ ذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِهِ
أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيَ السَّائِلِيْنَ (رواه الترمذي)
“Barang siapa tersibukkan oleh Al-Qur’an dan zikir
kepada-Ku dari meminta-Ku maka Aku akan berikan kepadanya pemberian paling
utama yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta (kepada-Ku).” (H.R.
Tirmidzi)
11.
Orang tuanya mendapat mahkota kemuliaan di akhirat.
Dari Abdullah bin Buraidah r.a. dari bapaknya, Rasulullah
saw. bersabda:
مَنْ
قَرَأَ الْقُرْآنَ وَ عَمِلَهُ بِمَا فِيْهِ أَلْبَسَ اللهُ وَالِدَيْهِ تَاجًا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوْتِ
الدُّنْيَا فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَاذَا؟ (رواه أبو داود)
“Barang siapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa
yang ada di dalamnya, maka pada hari kiamat Allah akan mengenakan kepada kedua
orang tuanya mahkota (kemuliaan) yang cahayanya lebih bagus daripada cahaya
matahari dalam rumah-rumah di dunia ini. Lalu apa dugaan kalian pada orang yang
melakukan hal ini (membaca dan mengamalkan Al-Qur’an)?” (H.R. Abu Dawud)
12.
Dilindungi oleh
Allah swt., hadis Nabi saw. berbunyi:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما
عَنِ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ
رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْأنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَ آنَاءَ
النَّهَارِ وَ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَ
آنَاءَ النَّهَارِ (متفق عليه)
Dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi saw. bersabda: “Tidak diperbolehkan
iri hati kecuali dalam dua hal, yaitu seseorang yang diberi kemampuan oleh
Allah untuk membaca dan memahami Al-Qur’an kemudian ia mengamalkannya, baik
pada waktu malam maupun siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah
kemudian ia menafkahkannya dalam kebaikan, baik pada waktu malam maupun siang.” (Muttafaqun ‘Alaih)
13.
Diberikan ketenangan
oleh Allah swt., sesuai sabda Nabi saw.:
عَنِ الْبَرَاءِ رضي الله عنه قَالَ:
كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْكَهْفِ وَ عِنْدَهُ فَرَسٌ مَرْبُوْطٌ
بِشَطَنَيْنِ فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ فَجَعَلَتْ تَدْنُو وَ جَعَلَ فَرَسُهُ
يَنْفِرُ مِنْهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم
فَذَكَرَ ذَالِكَ لَهُ فَقَالَ: تِلْكَ السَّكِيْنَةُ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ
(متفق عليه)
Dari Al-Barra’ bin Azib r.a. berkata: “Ada
seorang membaca surah Al-Kahfi dan di dekatnya ada seekor kuda yang diikat
dengan tali pada kanan kirinya, kemudian orang itu diliputi semacam awan selalu
mendekat, sehingga kudanya akan lari meninggalkan itu. Pada pagi harinya ia
datang kepada Nabi saw. dan menceritakan apa yang baru saja terjadi, kemudian
beliau bersabda: “Itu adalah suatu ketenangan (rahmat) yang turun karena bacaan
Al-Qur’an.” (Muttafaqun ‘Alaih)
14.
Al-Qur’an sebagai pengisi daya kejiwaan. Rasulullah saw.
bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم إِنَّ الَّذِيْ لَيْسَ فِي جَوْفِهِ
شَيْءُ مِنَ الْقُرْآنَ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ (رواه الترمذي و قال: حديث حسن
صحيح)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada
sedikitpun dari Al-Qur’an, maka ia bagaikan rumah yang kosong.” (H.R. Tirmidzi, ia berkata: ini hadis hasan shahih)
15.
Mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi di surga.
Sabdanya saw.:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِي بْنِ
الْعَاصِ رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ يُقَالُ
لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَ ارْتَقِ وَ رَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي
الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ (رواه أبو داود و
الترمذي و قال: حديث حسن صحيح)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a.,
dari Nabi saw. bersabda: “Nanti akan diperintahkan kepada orang yang senang
membaca Al-Qur’an, “Bacalah dengan baik dan tartil sebagaimana kamu membacanya
dengan tartil pada waktu kamu di dunia. Karena sesungguhnya tempatmu tergantung
pada akhir ayat yang kamu baca.”
(H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia berkata: ini hadis hasan shahih)
16.
Menjadi keluarga Allah yang berada di atas bumi.
Dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ. قِيْلَ مَنْ هُمْ
يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ هُوَ أَهْلُ اللهِ وَ خَاصَّتُهُ
(رواه أحمد و النسائي و ابن ماجه و الدرمي و الحاكم)
“Sesungguhnya
Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia, lalu para sahabat
bertanya, ‘Siapakah mereka itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: “yaitu Ahlul
Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.”
(H.R. Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Al-Hakim)
17. Rumah yang di dalamnya dibaca ayat-ayat Allah akan
terlihat oleh penduduk langit, yaitu para malaikat, dan rumah yang tidak
disebut di dalamnya ayat Allah ibarat rumah Yahudi dan Nasrani. Rasulullah saw. bersabda: “Jadikanlah bacaan (Al-Qur’an) dan salat
kalian di rumah kalian, dan janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai
kuburan, sebagaimana orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan rumah mereka
kuburan. Sesungguhnya rumah yang dibaca di dalamnya Al-Qur’an maka akan
terlihat oleh penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang oleh penduduk
bumi.” (H.R. Ibnu Abi Syaibah)
18.
Setan akan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surah
Al-Baqarah.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda:
لَا تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ
يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَىرَةِ (رواه
مسلم)
“Janganlah
kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah
yang dibacakan di dalamnya surah Al-Baqarah.” (H.R. Muslim)
19. Mendapatkan ketentraman dan rahmat dari Allah swt.
beserta malaikat-Nya. Sabdanya saw. yang berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي
بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَ يَتَدَارَسُوْنَهُ
بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَ غَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَ حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Apabila
berkumpul suatu kaum dalam rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Al-Qur’an
dan mempelajarinya, maka ketengan pasti akan turun kepada mereka, rahmat Allah
melingkupi mereka, malaikat-malaikat mengelilingi mereka dan Allah
menyebut-menyebut mereka di kalangan makhluk yang ada di dekat-Nya (para
malaikat).” (H.R. Muslim)
Manfaat Al-Qur’an dalam Kehidupan
Perlu
kita ketahui bahwa setelah kita membaca Al-Qur’an secara rutin, Insya Allah
akan ada banyak sekali perubahan yang tidak pernah kita sadari sebelumnya.
Berikut ialah penjelasannya:
a) Melepaskan rasa takut dan gangguan kejiwaan
Beberapa peneliti mengatakan bahwa setiap
ayat-ayat Al-Qur’an memiliki kekuatan yang unik untuk menyembuhkan. Terutama
orang yang hafal Al-Qur’an lebih jarang tertimpa penyakit, terutama penyakit
kejiwaan daripada orang yang tidak hafal Al-Qur’an.
b) Memprogram ulang kerja otak kita
Para ilmuwan menegaskan, setiap suara-suara
yang didengar seseorang secara berulang-ulang dapat mengubah sistem kerja
sel-sel otak, apalagi yang didengar adalah suara lantunan ayat-ayat suci
Al-Qur’an akan merubah sistem kerja sel-sel otak ke arah yang lebih positif.
Sebelumnya kita harus mendengarkan Al-Qur’an dengan benar-benar khusyuk.
Sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya,
وَ إِذَا
قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَ أَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an,
maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-‘Araf
[7]: 204)
c) Memperbaiki data-data otak kita
Para ilmuwan mengatakan bahwa saat seseorang
masih dalam keadaan tidur, otak tetap energik: memperbaiki data-data yang
dikumpulkan selama seharian, lalu menyusun dan memasang kembali di
lokasi-lokasi tertentu. Dengan mendengarkan Al-Qur’an akan memperlancar kembali
data-data kita ke sedia kala.
d) Al-Qur’an sebagai obat hati
Al-Qur’an merupakan obat yang paling mujarab
bagi setiap penyakit fisik dan kejiwaan, terutama penyakit hati. Ketika kita
tertimpa rasa cemas dan gundah, Al-Qur’anlah yang dapat menghilangkan
kegundahan kita. Ketika kita tertimpa penyakit juga Al-Qur’anlah yang dapat
menyembuhkan kita atas izin Allah swt. Khususnya membaca surah Al-Falaq, surah
An-Nas, dan ayat Kursi dapat melindungi kita dari segala macam gangguan.
Membaca surah Al-Fatihah juga dapat menyembuhkan orang yang sakit atas izin
Allah swt. Dalam firman-Nya:
الَّذِيْنَ
آمَنُوْا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوْببُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ اَلَا بِذِكْرِ اللهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
“(Yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Q.S. Ar-Ra’ad [13]: 28)
e) Bacaan Al-Qur’an dapat mempengaruhi janin
Para ilmuwan menegaskan, janin dalam kandungan
ibunya setelah 42 malam (10 bulan 14 hari) mulai berinteraksi dengan
pengaruh-pengaruh eksternal, dan ia mulai terpengaruh oleh suara-suara yang ia
dengar, sedang ia berada dalam perut ibunya. Dengan ayat-ayat Al-Qur’an
tersebut akan mempengaruhi sel-sel otak dan hati anak, yang merupakan firman
Allah swt.
f) Al-Qur’an sebagai pelipur lara
Al-Qur’an sebagai media-media penyembuhan dimana
dapat menyembuhkan lara, menghilangkan rasa sedih, mengobati guncangan batin,
memudahkan rezeki, mempercepat kehamilan dan mudah dalam melahirkan. Terutama
orang-orang yang hafal Al-Qur’an tidak pernah menderita lara, gelisah, dan
sedih.
g) Dapat memperoleh kebahagiaan yang tak
terhingga
Menghafal Al-Qur’an ternyata dapat membuat
seseorang semakin sabar dan tangguh dalam menghadapi segala maca kesulitan
hidup juga dapat memperoleh kebahagiaan yang tak terhingga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang-orang yang hafal Al-Qur’an lebih bahagia dan dijauhkan
dari kesulitan daripada orang-orang yang tidak hafal Al-Qur’an, dimana dapat
mengubah cara pandang kita dalam segala hal yang berada di sekeliling kita.
Bahkan perilaku kita akan sama dengan ajaran Al-Qur’an yang kita hafal.
Dan masih banyak lagi keutamaan dan manfaatnya
yang hanya dalam Al-Qur’an ini.
Semoga ilmu-ilmu yang telah kita pelajari kali ini dapat kita resapi sepenuhnya. Aamiin.
Wallahu a’lamu bisshawab…
Karya: iLai
Referensi:
.Al-Qur’an Al-Karim: Robbani. Jakarta: PT. Surya Prisma
Sinergi.
Al-Qur’an Al-Karim: Al Hidayah.
Tangerang Selatan: PT. Kalim.
Al-Qur’an Al-Karim: Hijaz. Bandung: Syaamil Quran.
Al-Qur’an Al-Karim: Al Fatih. Jakarta Timur: PT. Insan Media Pustaka.
Hidayat, Rahmat. 2021. Ilmu Tajwid dan
I’rabnya. Banjarmasin: LPPQ UIN Antasari.
Dahlan, Agus Abdurahim. 2015. Majmu' Syarif Kamil. Garut: J-Art.
Hamzah, M. Qusairi. 2005. Risalah ‘Amaliyah. Martapura:
Inayah.
Imam Nawawi. 2013. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani.
Posting Komentar
Posting Komentar