Blogger news

TAPAK TILAS KEBIASAAN NABI SAW. DI SAAT HARI JUM’AT

 

Hari Jum’at, hari paling agung lagi mulia dan hari itu pula dikhususkan bagi seluruh umat Islam. Di hari inilah seluruh umat manusia berkumpul dalam satu wadah (masjid) untuk melaksanakan salat Jum’at, salat yang paling afdhal dari salat-salat lainnya selagi menghadap dan bersujud kepada-Nya, sang Maha Kuasa lagi Maha Agung, Allah subhanahu wa ta’ala saat menjelang waktu Zuhur tiba. Pada saat itu merupakan penghulu segala hari dan sebaik-baik hari di antara hari-hari lainnya, Nabi Adam as. diciptakan, baik ia dimasukkan ke dalam surga maupun ia pula dikeluarkan dari surga.

Tahukah kamu, banyak sekali kebiasaan sang baginda kita, Nabi Muhammad saw. lakukan di hari Jum’at dengan penuh segala keutamaanya dimulai sehabis bangun tidur sampai beliau tidur lagi. Di kesempatan kali inilah penulis ingin membahas kebiasaan apa saja yang diamalkan beliau di hari Jum’at. Berikut penjelasannya:

1.     Mandi Jum’at

Disunahkan seorang Muslim mandi pada hari Jum’at. Waktunya dimulai setelah terbit fajar dan sebelum melaksanakan salat Jum’at (waktu inilah yang paling utama). Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasullullah saw. bersabda:

وَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّرَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قال: إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ (متفق عليه)

Apabila salah seorang di antara kalian datang (menunaikan) salat Jum’at, hendaklah ia mandi.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Adapun lafaz niat mandi hari Jum’at ialah:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِلصًّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالَى

Niatkan dalam hati: “Sengaja aku mandi untuk salat pada hari Jum’at sunnah karena Allah ta’ala.” (lihat Risalah Rasm Perukunan, hal. 34)

2.     Mengenakan sebaik-baik pakaian.

Disunnahkan pula menghias diri dengan mengenakan pakaian sebaik-baiknya, lebih diutamakan memakai pakaian serba putih lagi bersih.

3.    Memakai wangi-wangian.

Memakai wangi-wangian termasuk salah satu amalan sunnah Nabi saw. di hari Jum’at, minyak harum misik adalah lebih utama. Dan dianjurkan bagi orang yang tidak puasa dan tidak sedang dalam berihram.

Sabda Rasulullah:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ لَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ وَ مَسَّ مِنْ طِيْبٍ إِذَا كَانَ عِنْدَهُ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ وَ لَمْ يَتَخَطَّ أَعْنَاقَ النَّاسِ ثُمَّ صَلَّى مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَى يَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِهِ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَ بَيْنَ جُمُعَتِهِ الَّتِى قَبْلَهَا (رواه ابن حبان و الحاكم)

Barang siapa mandi pada hari Jum’at, memakai pakaian sebaik-baiknya, memakai wangi-wangian jikalau ada, kemudian ia pergi mendatangi Jum’at, dan di sana ia tidak melangkahi duduk manusia, kemudian ia salat sunnah serta diam ketika imam keluar sampai selesai salatnya, maka yang demikian itu akan menghapuskan dosanya antara Jum’at itu dan Jum’at sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

4.    Membersihkan badan

Yang dimaksudkan di sini adalah membersihkan diri dari segala kotoran dengan memotong kuku, menggunting kumis, mencukur rambut sekitar kemaluan, mencabut rambut ketiak, menghilangkan bau tak sedap, bersiwak, menyisir rambut, dan lain sebagainya.

Dalam sabdanya saw.:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم يُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ وَ يَقُصُّ شَارَبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يَخْرُخَ إِلَى الصَّلَاةِ (رواه البيهقي و الطبراني)

Rasulullah saw. memotong kuku dan menggunting kumis pada hari Jum’at sebelum beliau pergi salat.” (HR. Baihaqi dan Ath-Thabrani)

5.    Bersegera datang ke masjid dengan berjalan kaki, tenang dan santai.

Disunnahkan untuk bersegera pergi ke masjid dengan jalan kaki bagi bukan seorang khatib dan disunahkan pula khatib datang terlambat ke masjid saat khutbah tiba.

Adapun pahala yang didapatkan pada waktu pertama berangkat salat Jum’at sebesar kurban seekor unta; waktu kedua sebesar sapi; waktu ketiga sebesar kambing gibas yang bertanduk; waktu keempat sebesar ayam jago; waktu kelima sebesar burung emprit; dan waktu keenam sebesar butir telur. Waktu yang dimaksudkan di sini ialah waktu antara terbit fajar hingga khatib keluar dari rumah itu dibagi menjadi enam bagian yang sama, baik hari itu panjang maupun pendek  (lihat Terjemah Fathul Mu’in, hal. 473-474).

6.    Memakai surban.

Berdasarkan hadis yang artinya: “Sesungguhnya Allah swt. dan malaikat-malaikat-Nya membacakan shalawat kepada orang-orang yang memakai surban di hari Jum’at.”

7.    Membaca Al-Qur’an atau berzikir sebelum khotbah berlangsung.

8.    Membaca surah Al-Kahfi, di siang dan malam Jum’at.

Membaca surah Al-Kahfi di siang harinya adalah sunnah muakkad dan yang paling utama membacanya di kala waktu setelah salat Subuh, sebab mempercepat mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

مَنْ قَرَأَ الْكَهْفَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ (رواه الحاكم و صححه)

Barang siapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at , niscaya antara dua Jum’at akan menyinarinya. (HR. Al-Hakim, ia membenarkan)

9.    Memperbanyak ibadah, doa dan shalawat Nabi saw. pada siang dan malamnya.

Sudah seharusnya orang Muslim membesarkan hari Jum’at dengan memperbanyak ibadah, seperti berbuat kebaikan, bersedekah kepada orang fakir miskin, doa maupun shalawat Nabi saw. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

أَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه البيهقي)

Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat atasku pada malam dan hari Jum’at. Maka barang siapa yang membaca satu shalawat atasku, maka Allah akan memberinya sepuluh kebaikan.” (HR. Baihaqi)

Dalam hadis lainnya,

وَ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيْهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ (رواه أبو داود بإسناد صحيح)

Dari Aus bin Aus ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jum’at, perbanyaklah membaca shalawat untukku pada hari itu karena bacaan shalawat kalian pasti tersampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud, sanad shahih)

10.  Mendengarkan khutbah Jum’at secara seksama.

11.  Mengerjakan salat tahiyatul masjid sebelum waktu salat Jum’at tiba.

12. Tidak duduk dengan posisi ihtiba’, yakni duduk dengan posisi kedua kaki dilipat dan ditegakkan, sebab posisi demikian akan memudahkan tidur.

13. Lebih memperbanyak doa di waktu mustajab, yaitu dimulai imam duduk di antara dua khutbah hingga salam dari salat. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. membicarakan hari Jum’at, beliau bersabda:

وَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيْهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَ هُوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ (تَعَالَى) شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَ أَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا (متفق غليه)

Pada hari itu ada suatu saat, apabila salah seorang Muslim yang sedang salat bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan permohonannya.”  Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjukkan bahwa saat itu sangat sebentar.” (Muttafaqun ‘Alaih)

14. Membaca al-Musabbi’at (surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (mu’awwidzatain)) setelah salam salat Jum’at sebanyak 7 kali.

15.  Melaksanakan salat Subuh berjamaah di hari Jum’at.

16.  Ziarah ke kubur, terutama kuburan kedua orang tua.

17.  Mengerjakan salat Tasbih.

18.  Tidak melangkahi pundak orang lain. Dalam sabdanya saw.:

وَ عَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ يَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَ يَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تتَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى (رواه البخاري)

Salman ra., ia pernah berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Seorang laki-laki yang mandi pada hari Jum’at dan bersuci diri semampu ia bersuci, memakai minyak atau wangi-wangian, kemudian ia keluar ke masjid, tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk untuk dilompati, lalu ia mengerjakan salat sesuai dengan yang telah ditentukan baginya, kemudian ia diam ketika imam (khatib) sedang berkhutbah, niscaya dosanya akan diampuni antara Jum’at itu dengan Jum’at yang lalu.” (HR. Bukhari)

Demikianlah kebiasaan-kebiasaan Rasulullah saw. di saat hari Jum’at. Semoga kita dapat mengamalkannya dengan baik secara istiqomah. Aamiin

Referensi:

Zarkasyi, Imam. 2013. Pelajaran Fiqih I. Ponorogo: Trimurti Press.

Rasjid, Sulaiman. 2018. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Zain Ibrahim Smith. 2006. Syarh Hadis Jibril. Jakarta: Darul Ilmi.

Ali, Abdurrahman. Risalah Rasm Perukunan. Amuntai: Al-Maktabah Ar-Rahmaniyah.

Zuhdi, Muhammad. Risalah Tangga Pelajaran Ibadah. Pemangkih.

Sarni Al-Alabiy, Muhammad. 1971. Mabadi’ ‘Ilmu Al-Fiqh, Jilid 1.

Al-Kaff, Hasan Ahmad Muhammad. 2006. At-Taqrirat Asy-Sadidah fi Masail Al-Mufidah. Surabaya: Darul Ulum Al-Islamiyah.

Hamim HR, Muhammad. 2018. Fiqih Sistematis: Terjemah Kitab at-Taqrirat al-Sadidah al-masail al-Mufidah. Lirboyo: Zamzam.

Mubarok, Abu Hazim. 2012. Fiqh Idola: Terjemah Fathul Qarib, buku satu. Kediri: Mukjizat.

Yunus, Mahmud. 1935. Al-Fiqhu Al-Wadhih, Juz 1. Jakarta: Al-Maktabah As-Sa’diyyah Putra.

Imam Nawawi (An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya Syaraf). 2013. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani.

Hiyadh, Abul. Terjemah Fathul Mu’in 1. Surabaya: Al-Hidayah.

Al-‘Asqalaniy, Hafidz Hajar. Bulugul Maram min Adillatil Ahkam. Surabaya: Maktabah Ahmad Nabhan.

Al-Palimbaniy, Abdus Shomad. Siyarus Salikin fi Thariqati As-Sadat Ash-Shufiyyah, Juz 1. Surabaya: Maktabah Al-Hidayah.

Posting Komentar