Hari Jum’at, hari paling agung lagi mulia dan hari itu pula
dikhususkan bagi seluruh umat Islam. Di hari inilah seluruh umat manusia
berkumpul dalam satu wadah (masjid) untuk melaksanakan salat Jum’at, salat yang paling
afdhal dari salat-salat lainnya selagi menghadap
dan bersujud kepada-Nya, sang Maha Kuasa lagi Maha Agung, Allah subhanahu wa
ta’ala saat menjelang waktu Zuhur tiba. Pada saat itu merupakan penghulu segala hari dan sebaik-baik hari di antara hari-hari lainnya, Nabi Adam as.
diciptakan, baik ia dimasukkan ke dalam surga maupun ia pula dikeluarkan dari surga.
Tahukah kamu, banyak sekali kebiasaan sang baginda kita, Nabi
Muhammad saw. lakukan di hari Jum’at dengan penuh segala keutamaanya dimulai sehabis bangun tidur sampai beliau
tidur lagi. Di kesempatan kali inilah penulis ingin membahas kebiasaan apa saja
yang diamalkan beliau di hari Jum’at. Berikut penjelasannya:
1. Mandi
Jum’at
Disunahkan
seorang Muslim mandi pada hari Jum’at. Waktunya dimulai setelah terbit fajar dan sebelum melaksanakan salat Jum’at (waktu inilah yang paling utama). Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasullullah saw. bersabda:
وَ
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّرَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قال:
إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ (متفق عليه)
“Apabila
salah seorang di antara kalian datang (menunaikan) salat Jum’at, hendaklah ia
mandi.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Adapun
lafaz niat mandi hari Jum’at ialah:
نَوَيْتُ
الْغُسْلَ لِلصًّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالَى
Niatkan dalam hati: “Sengaja aku mandi untuk salat
pada hari Jum’at sunnah karena Allah ta’ala.” (lihat Risalah Rasm Perukunan, hal. 34)
2. Mengenakan
sebaik-baik pakaian.
Disunnahkan
pula menghias diri dengan mengenakan pakaian sebaik-baiknya, lebih diutamakan
memakai pakaian serba putih lagi bersih.
3. Memakai
wangi-wangian.
Memakai
wangi-wangian termasuk salah satu amalan sunnah Nabi saw. di hari Jum’at,
minyak harum misik adalah lebih utama. Dan dianjurkan bagi orang yang tidak puasa dan tidak
sedang dalam berihram.
Sabda
Rasulullah:
مَنِ
اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ لَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ وَ مَسَّ مِنْ
طِيْبٍ إِذَا كَانَ عِنْدَهُ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ وَ لَمْ يَتَخَطَّ أَعْنَاقَ
النَّاسِ ثُمَّ صَلَّى مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ
إِمَامُهُ حَتَى يَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِهِ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَ
بَيْنَ جُمُعَتِهِ الَّتِى قَبْلَهَا (رواه ابن حبان و الحاكم)
“Barang siapa mandi
pada hari Jum’at, memakai pakaian sebaik-baiknya, memakai wangi-wangian jikalau
ada, kemudian ia pergi mendatangi Jum’at, dan di sana ia tidak melangkahi duduk
manusia, kemudian ia salat sunnah serta diam ketika imam keluar sampai selesai
salatnya, maka yang demikian itu akan menghapuskan dosanya antara Jum’at itu
dan Jum’at sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
4. Membersihkan badan
Yang dimaksudkan di sini adalah membersihkan
diri dari segala
kotoran dengan memotong
kuku, menggunting kumis, mencukur rambut sekitar kemaluan, mencabut rambut ketiak, menghilangkan bau tak sedap, bersiwak, menyisir rambut, dan lain sebagainya.
Dalam sabdanya saw.:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم يُقَلِّمُ
أَظْفَارَهُ وَ يَقُصُّ شَارَبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يَخْرُخَ إِلَى
الصَّلَاةِ (رواه البيهقي و الطبراني)
“Rasulullah
saw. memotong kuku dan menggunting kumis pada hari Jum’at sebelum beliau pergi
salat.” (HR. Baihaqi dan Ath-Thabrani)
5. Bersegera
datang ke masjid dengan berjalan kaki, tenang dan santai.
Disunnahkan
untuk bersegera
pergi ke masjid dengan jalan kaki bagi bukan seorang khatib dan disunahkan pula
khatib datang terlambat ke masjid saat khutbah tiba.
Adapun
pahala yang didapatkan pada waktu pertama berangkat salat Jum’at sebesar kurban
seekor unta; waktu kedua sebesar sapi; waktu ketiga sebesar kambing gibas yang
bertanduk; waktu keempat sebesar ayam jago; waktu kelima sebesar burung emprit;
dan waktu keenam sebesar butir telur. Waktu yang dimaksudkan di sini ialah
waktu antara terbit fajar hingga khatib keluar dari rumah itu dibagi menjadi
enam bagian yang sama, baik hari itu panjang maupun pendek (lihat Terjemah Fathul Mu’in, hal. 473-474).
6. Memakai
surban.
Berdasarkan
hadis yang artinya: “Sesungguhnya Allah swt. dan malaikat-malaikat-Nya
membacakan shalawat kepada orang-orang yang memakai surban di hari Jum’at.”
7. Membaca
Al-Qur’an atau berzikir sebelum khotbah berlangsung.
8. Membaca
surah Al-Kahfi, di siang dan malam Jum’at.
Membaca
surah Al-Kahfi di siang harinya adalah sunnah muakkad dan yang paling utama
membacanya di kala waktu setelah salat Subuh, sebab mempercepat mendapatkan
kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
مَنْ قَرَأَ الْكَهْفَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ
مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ (رواه الحاكم و صححه)
“Barang siapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at
, niscaya antara dua Jum’at
akan menyinarinya. (HR. Al-Hakim,
ia membenarkan)
9. Memperbanyak ibadah, doa
dan shalawat Nabi saw. pada siang dan malamnya.
Sudah seharusnya orang Muslim membesarkan hari Jum’at
dengan memperbanyak ibadah, seperti berbuat kebaikan, bersedekah kepada orang
fakir miskin, doa maupun shalawat Nabi saw. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
أَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ
وَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا (رواه البيهقي)
“Hendaklah
kalian memperbanyak membaca shalawat atasku pada malam dan hari Jum’at. Maka
barang siapa yang membaca satu shalawat atasku, maka Allah akan memberinya
sepuluh kebaikan.” (HR. Baihaqi)
Dalam hadis lainnya,
وَ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيْهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ
مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ (رواه أبو داود بإسناد صحيح)
Dari Aus bin Aus ra., ia berkata: “Rasulullah saw.
bersabda: “Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jum’at, perbanyaklah
membaca shalawat untukku pada hari itu karena bacaan shalawat kalian pasti
tersampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud, sanad shahih)
10. Mendengarkan khutbah Jum’at secara seksama.
11. Mengerjakan
salat tahiyatul masjid sebelum waktu salat Jum’at tiba.
12. Tidak duduk dengan posisi ihtiba’,
yakni duduk dengan posisi kedua kaki dilipat dan ditegakkan, sebab posisi
demikian akan memudahkan tidur.
13. Lebih memperbanyak doa di waktu mustajab,
yaitu dimulai imam duduk di antara dua khutbah hingga salam dari salat. Dari
Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. membicarakan hari Jum’at, beliau
bersabda:
وَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه و سلم ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيْهِ سَاعَةٌ لَا
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَ هُوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَ
جَلَّ (تَعَالَى) شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَ أَشَارَ بِيَدِهِ
يُقَلِّلُهَا (متفق غليه)
“Pada
hari itu ada suatu saat, apabila salah seorang Muslim yang sedang salat
bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah akan
mengabulkan permohonannya.” Dan beliau
berisyarat dengan tangannya menunjukkan bahwa saat itu sangat sebentar.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
14. Membaca al-Musabbi’at (surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
An-Nas (mu’awwidzatain)) setelah salam salat Jum’at sebanyak 7 kali.
15. Melaksanakan salat Subuh berjamaah di hari Jum’at.
16. Ziarah ke kubur, terutama kuburan kedua orang tua.
17. Mengerjakan salat Tasbih.
18. Tidak melangkahi pundak orang lain. Dalam
sabdanya saw.:
وَ عَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ
صلى الله عليه و سلم لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ يَتَطَهَّرُ مَا
اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَ يَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ
بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّى مَا
كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تتَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا
بَيْنَهُ وَ بَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى (رواه البخاري)
Salman ra., ia pernah berkata: “Rasulullah saw.
bersabda: “Seorang laki-laki yang mandi pada hari Jum’at dan bersuci diri
semampu ia bersuci, memakai minyak atau wangi-wangian, kemudian ia keluar ke
masjid, tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk untuk dilompati,
lalu ia mengerjakan salat sesuai dengan yang telah ditentukan baginya, kemudian
ia diam ketika imam (khatib) sedang berkhutbah, niscaya dosanya akan diampuni
antara Jum’at itu dengan Jum’at yang lalu.” (HR. Bukhari)
Demikianlah
kebiasaan-kebiasaan Rasulullah saw. di saat hari Jum’at. Semoga kita dapat
mengamalkannya dengan baik secara istiqomah. Aamiin
Referensi:
Zarkasyi, Imam. 2013. Pelajaran Fiqih I. Ponorogo: Trimurti Press.
Rasjid, Sulaiman. 2018. Fiqh
Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Zain Ibrahim Smith. 2006. Syarh Hadis
Jibril. Jakarta: Darul Ilmi.
Ali, Abdurrahman. Risalah Rasm Perukunan. Amuntai:
Al-Maktabah Ar-Rahmaniyah.
Zuhdi, Muhammad. Risalah Tangga Pelajaran Ibadah. Pemangkih.
Sarni Al-Alabiy, Muhammad. 1971. Mabadi’ ‘Ilmu Al-Fiqh, Jilid 1.
Al-Kaff, Hasan Ahmad Muhammad. 2006. At-Taqrirat Asy-Sadidah fi
Masail Al-Mufidah. Surabaya: Darul Ulum Al-Islamiyah.
Hamim HR, Muhammad. 2018. Fiqih Sistematis:
Terjemah Kitab at-Taqrirat al-Sadidah al-masail al-Mufidah. Lirboyo:
Zamzam.
Mubarok, Abu Hazim. 2012. Fiqh Idola:
Terjemah Fathul Qarib, buku satu. Kediri: Mukjizat.
Yunus, Mahmud. 1935. Al-Fiqhu Al-Wadhih,
Juz 1. Jakarta: Al-Maktabah As-Sa’diyyah Putra.
Imam Nawawi (An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya Syaraf). 2013. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta:
Pustaka Amani.
Hiyadh, Abul. Terjemah Fathul Mu’in 1. Surabaya:
Al-Hidayah.
Al-‘Asqalaniy, Hafidz Hajar. Bulugul Maram
min Adillatil Ahkam. Surabaya: Maktabah Ahmad Nabhan.
Al-Palimbaniy, Abdus Shomad. Siyarus Salikin fi Thariqati As-Sadat Ash-Shufiyyah, Juz 1. Surabaya: Maktabah Al-Hidayah.
Posting Komentar
Posting Komentar